kearifanlokal khususnya di daerah Sulawesi Selatan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sulawesi Selatan merupakan produsen sutera utama, yaitu 80 % dari total produksi nasional (Nuraeni, 2017). Kain sutera sebagai bahan yang sangat digemari oleh masyarakat khususnya di Indonesia. Sutera sangat kuat tetapi dalam
Macam-macam tenun di Indonesia sangatlah beragam. Hal ini sejalan dengan ragam budaya di Indonesia yang juga sangat bervariasi. Ragam budaya di Indonesia sendiri tersebar dari Sabang sampai Merauke. Keragaman budaya di Indonesia bisa dilihat salah satunya dari baju adat daerah. Setiap daerah di Indonesia memiliki baju adatnya masing-masing dan biasanya baju adat tersebut dibuat salah satunya dari bahan kain tenun. Jadi setiap daerah di Indonesia otomatis memiliki kain tenunnya sendiri-sendiri. Penasaran kan, apa saja sih macam-macam tenun yang ada di Indonesia? check this out! Macam-macam Tenun Indonesia Ini dia macam-macam tenun khas nusantara dengan beragam corak yang indah, yuk simak bersama. Jika kamu melihatnya secara sekilas, maka kamu bisa mengetahui jika kain ini merupakan jenis Tenun Dayak karena motifnya yang sangat khas yaitu berupa pola simetris. Selain itu juga, biasanya Kain Tenun Dayak dibuat dengan memakai warna-warna cerah. Tenun Dayak berasal dari Kalimantan. Tenun Ikat Tenun Ikat adalah jenis kain tenunan yang menggunakan helaian benang lungsi atau benang pakan yang diikat sebelumnya, lalu dicelupkan pada pewarna alami. Adapun alat yang dipakai pada pembuatan Tenun Ikat ini adalah ATBM Alat Tenun Bukan Mesin. Kain tenun ini biasanya dijadikan sebagai bahan dasar untuk membuat busana, untuk pelengkap dekorasi ruangan, ataupun dijadikan sebagai souvenir. Tenunn Ikat tersebar di berbagai daerah seluruh Nusantara. Macam-macam Tenun Ulos Kain tenun ini merupakan salah satu kain tenun khas nusantara yang kemudian diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat di Sumatera Utara, tepatnya orang-orang Batak. Kain ini memiliki warna dominan putih, hitam, dan merah yang dihiasi oleh berbagai macam tenunan benang perak atau emas. Tenun Sumba Tenun Sumba termasuk salah satu bentuk kerajinan yang dibuat oleh kaum perempuan di Daerah Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ciri khas kain tenun ini terletak pada motifnya. Baca Ternyata Ini, Makna Motif pada Kain Tenun Sumba NTT Kain Tenun Sumba identik dengan motif-motif hewan karena masyarakat Sumba meyakini bahwa beberapa hewan tertentu layak untuk dijadikan lambang nilai kehidupan manusia. Macam-macam Tenun Gringsing Kain Tenun Gringsing merupakan kain tenun tradisional khas Bali yang hanya dapat ditemukan di Desa Tenganan, Pegeringsingan, Karangasem, Bali. Kain ini dibuat dari benang kapas dengan ragam motif hias yang dibentuk dari dobel ikat atau tenun ganda. Gringsing sendiri berasal dari kata “gring” yang berarti sakit dan “sing” yang berarti tidak, jadi apabila kedua kata tersebut digabungkan memiliki makna “tidak sakit” atau yang diyakini oleh masyarakat Desa Tenganan sebagai penolak bala. Kain Tenun Gringsing merupakan satu-satunya kain tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik dobel ikat atau ikat ganda dan memerlukan waktu 2-5 tahun dalam proses pembuatannya. Teknik dobel ikat adalah teknik mengikat benang pakan dan benang lungsi sekaligus. Pada teknik ini, benang pakan dan benang lungsi sudah diberi warna dan motif sebelum ditenun. Baca 5 Keistimewaan Kain Tenun Gringsing Teknik dobel ikat atau ikat ganda memiliki kesulitan yang tinggi, bahkan di dunia hanya ada 3 negara yang menggunakan teknik ini, yaitu Jepang, India, dan Indonesia. Di Indonesia sendiri hanya ada di Desa Tenganan, Pegeringsingan, Karangasem, Bali yang menggunakan teknik ini. Macam-macam Tenun Tenun Lurik Salah satu dari macam-macam tenun di Indonesia yang menarik adalah tenun lurik karena termasuk jenis tenun yang tumbuh serta berkembang tepatnya di Pulau Jawa. Bahkan banyak penemuan bersejarah yang memperlihatkan jika kain tenun ini sudah ada di Pulau Jawa dari zaman pra sejarah. Prasasti Erlangga menyebutkan bahwa “tuluh watu” adalah satu dari banyak jenis kain tenun lurik. Hal inilah yang memperkuat argumen jika kain tenun ini sudah lama dikenal di Pulau Jawa. Hal tersebut juga diperkuat dengan penggunaan kain tenun lurik dalam relief-relief candi terbesar dan arca-arca di Pulau Jawa. Tenun Toraja Tenun Toraja dipercaya oleh masyarakat Toraja sebagai simbol dari keterikatan manusia dengan lingkungan sekitarnya dan sebagai salah satu bentuk warisan leluhur Indonesia yang masih dijaga kelestariannya hingga saat ini. Jenis kain tenun ini juga mempunyai kedudukan sangat tinggi bagi masyarakat Toraja. Selain itu, Kain Tenun Toraja memiliki peranan penting dalam keseharian masyarakat Toraja, salah satunya untuk perlengkapan upacara adat. Tidak hanya itu, kain ini juga berguna sebagai simbol kejayaan dan kemakmuran. Di masa lalu, hanya masyarakat tertentu yang mempunyai kain tenun ini dan biasanya mereka menukarkan kain tenun ini dengan ternak yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti kerbau. Sesuai namanya, kain tenun Toraja berasal dari Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. Tenun Buna Insana Salah satu kain tenun khas Nusa Tenggara yaitu Kain Tenun Buna Insana. Kain tenun ini dibuat secara handmade oleh pengrajin tenun yang ada di sana. Pada zaman dahulu, proses menenun Kain Tenun Buna ini tidak boleh dilakukan secara sembarangan, harus melalui beberapa ritual terlebih dahulu sehingga kain ini tidak sekedar kain biasa, namun dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai kain yang mempunyai jiwa’. Selain itu, pada zaman dahulu juga tidak sembarang orang boleh memakai kain tenunan ini. Hanya masyarakat dari kalangan tertentu yang boleh memakainya. Kain tenun ini juga dibuat dengan motif yang dapat menunjukkan kepribadian pemakainya. Kain Tenun Buna sendiri memiliki ciri khas warna dasarnya yang cerah. Tenun Songket Baik Tenun Ikat maupun Tenun Songket sebenarnya tidak jauh berbeda. Sebab cara pembuatan keduanya sama-sama dengan cara menganyam 2 jenis benang dengan lajur yang dibuat secara horizontal dan vertikal menggunakan bantuan bilah-bilah berbahan kayu dan alat tenun. Namun pada Songket sendiri, terdapat teknik tambahan seperti teknik cukit atau penyukitan, yaitu ada bagian dari benang yang dianyamkan sebelumnya pada jalur kain, di mana bagian yang lainnya kemudian diangkat lalu setengahnya diplintir lebih dahulu memakai sebuah alat. Akan tetapi, teknik tersebut tidak memiliki pengaruh yang besar dalam tekstur Songket. Adapun yang membedakan antara jenis Kain Tenun Songket dengan kain tenun pada umumnya yaitu dari benang yang digunakan. Pada Kain Tenun Songket, selalu digunakan benang perak atau emas yang terhias di permukaan kain. Kerajinan songket terdapat di berbagai daerah sepeti Palembang, Bali, dan Lombok. Tenun Pandai Sikek Sumber Macam-macam tenun lainnya adalah Tenun Pandai Sikek. Kain tenun ini berasal dari Sumatera Barat. Kain Tenun Pandai Sikek juga bisa dikategorikan sebagai Kain Tenun Songket karena memakai benang perak atau emas saat proses pembuatannya. Selain itu, ada juga campuran benang berbahan katun dalam jenis Kain Tenun Pandai Sikek sehingga kain ini akan lebih nyaman saat digunakan. Songket Palembang Sumber Telah dipercaya jika masyarakat Kota Palembang memang sudah mengenal teknik kerajinan Tenun Songket sejak masa Kerajaan Sriwijaya. Sampai saat ini pun Kota Palembang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil Kain Tenun Songket yang berkualitas tinggi. Kain Tenun Songket Palembang memiliki beragam motif yang sangat cantik. Motif Kain Tenun Songket Palembang tidak jauh berbeda dari Songket atau Tenun Jambi, mengingat kedua daerah tersebut letaknya cukup berdekatan. Tenun Doyo Kain Tenun Doyo berasal dari Kalimantan dan termasuk jenis Tenun Ikat dengan benangnya yang terbuat dari bahan serat daun yang khas di daerah tersebut. Selain menggunakan bahan alami dalam proses pembuatannya, Tenun Doyo juga memiliki motif-motif yang diambil dari corak berbentuk tumbuhan, hewan, dan cerita mitologi dari suku Dayak yang ada di kawasan tersebut. Tenun Sambas Kain Tenun Sambas berasal dari Kalimantan Barat. Kain ini memiliki motif yang sangat cantik berupa motif tunas bambu yang dinamakan motif pucuk rebung . Kain Tenun Sambas termasuk jenis tenun pakan dan terlihat semakin cantik dengan hiasan benang emasnya. Tenun Buton Satu dari banyaknya macam-macam tenun di Indonesia adalah jenis Tenun Buton. Kain Tenun Buton memiliki beragam warna, seperti warna oranye, merah, hijau, dan biru. Warna-warna tersebut melambangkan lingkungan atau alam di kawasan tersebut. Kain Tenun Buton selain digunakan untuk bahan membuat baju adat, juga sering digunakan untuk hiasan dinding. Dari macam-macam tenun nusantara di atas, manakah yang menjadi favorit kamu? Nah, buat kamu yang ingin memesan kain tenun, kamu bisa langsung mengunjungi website . Di website tersebut ada beragam produk tenun yang sangat menarik. Selain itu, kamu juga bisa menambah wawasan seputar tenun dengan menonton video tenun di channel youtube . Summary
Pewarnaannyapun menggunakan bahan pewarna alami. Kain tenun dayak memiliki motif flora dan fauna dari alam sekitar mereka. Motifnya sangat khas Kalimantan. Beberapa tenun dayak antara lain: Kebat yang memiliki motif asimetris atau motif alam, sidan yang memiliki warna terang dan cerah, sungket yang memiliki motif garis besar dan tegas.
Jakarta - Indonesia dikenal akan keanekaragaman budaya, termasuk hasil kerajinan seperti tenun. Hampir setiap daerah memiliki ciri khas kain tenun yang beragam. Tak heran bila kain nusantara mendapat tempat yang istimewa di dunia wastra. Sebagai salah satu karya tekstil yang bernilai seni tinggi, kain tenun di Indonesia punya variasi desain dan motif yang menarik. Tidak hanya menarik dari segi motif dan tampilannya saja, tapi juga punya makna tersendiri. Kain tenun tak hanya berfungsi sebagai pakain untuk menutupi tubuh, tetapi ada fungsi lain sepeti sosial, estetika, dan aspek-aspek lain dalam kehidupan. Berikut jenis kain tenun asli Indonesia yang wajib Anda tahu seperti dikutip dari berbagai sumber, Selasa, 23 Februari 2021. Keren, Kain Tenun Karya UMKM Bali Dipinang Christian Dior Top 3 Berita Hari Ini 5 Tips Sederhana agar Kamar Tidur Terasa Ekstra Nyaman Modest Fashion Founders Fund 2021, Saatnya Lini Modest Fashion Lokal Naik Kelas 1. Tenun Troso dari Jepara Troso ialah sebuah nama desa yang di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Desa ini merupakan sentra berdasarkan pembuatan kain tenun ikat troso. Cara pembuatannya cukup rumit karena melalui banyak tahapan dan membutuhkan ketelatenan. Tenun Jepara memiliki motif spesial yang hingga sekarang masih dipertahankan, yaitu motif yang bernuansakan etnik, tradisional, klasik dan unik. Sejauh ini, produksi kain tenun troso menggunakan aneka macam motif misalnya misris, krisna, dan motif ukir. 2. Tenun Pandai Sikek dari Minangkabau Kain tenun di Minangkabau atau Sumatera Barat disebut pula tenun pandai sikek. Nama itu diambil dari sebuah desa di kaki Gunung Singgalang yang menjadi tempat puluhan rumah tenun. Orang Minang biasanya menggunakan kain tenun ini dalam berbagai acara penting, seperti perkawinan dan penyambutan tamu penting. Dalam songket Pandai Sikek terkandung nilai budaya seperti keindahan, ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Motif tenun Pandai Sikek terbilang sedikit, hanya terdapat dua jenis motif yaitu cukie dan sunggayang, tapi tetap dikenal karena Video Pilihan Berikut IniKain Tenun NTT Mencuri Perhatian di New York Fashion Week3. Tenun Ulos dari BatakBerbagai kain tenun ulos batak dengan motif yang beragam dan memiliki pesan tersendiri dok Duha Jussas Salma Dikutip dari ulos secara harfiah berarti selimut yang menghangatkan tubuh dan melindunginya dari terpaan udara dingin. Dahulu, nenek moyang suku Batak adalah manusia-manusia gunung yang harus melawan dinginnya cuaca yang menusuk tulang. Dari situlah sejarah ulos bermula. Berbeda dengan ulos yang sekarang disakralkan, dulu ulos hanya dijadikan selimut atau alas tidur oleh nenek moyang suku Batak. Tetapi, ulos yang mereka gunakan kualitasnya jauh lebih tinggi, lebih tebal, lebih lembut dan dengan motif yang sangat artistik. Ulos memiliki arti lebih penting ketika mulai dipakai oleh tetua-tetua adat dan para pemimpin kampung dalam pertemuan-pertemuan adat resmi. Ditambah lagi dengan kebiasaan para leluhur suku Batak yang selalu memilih ulos untuk dijadikan hadiah atau pemberian kepada orang-orang yang mereka sayangi. Dalam ritual mangulosi ada beberapa aturan yang harus dipatuhi, antara lain bahwa seseorang hanya boleh mangulosi mereka yang menurut tutur atau silsilah keturunan berada di bawah, misalnya orang tua boleh mengulosi anaknya, tetapi anak tidak boleh mangulosi orang tuanya. Di samping, jenis ulos yang diberikan harus sesuai dengan ketentuan adat. Kain tenun ini bentuknya menyerupai selendang sepanjang sekitar 1,8 meter dan lebar 1 meter. Kedua ujungnya berjuntai-juntai dengan panjang sekitar 15 cm. Ulos biasanya ditenun oleh kaum perempuan dari benang kapas atau rami. 4. Tenun Songket dari Palembang Kain songket sudah dikenal di Palembang sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Songket Palembang banyak dipengaruhi kebudayaan China dan India yang dibawa oleh para pedagang. Ciri spesial kain songket merupakan kain yang berwarna merah dengan benang emas yang hampir menutupi seluruh kain. Motif songket diwariskan secara turun temurun hingga polanya banyak mengalami perubahan. Umumnya terdapat dua sampai tiga kombinasi motif yang menghasilkan kumpulan gambar yang menciptakan kain semakin indah dan menarik. 5. Tenun Grinsing dari Bali Kain Gringsing merupakan satu-satunya kain tenun tradisional Indonesia yang dibentuk menggunakan teknik dobel ikat. Kain ini berasal dari Desa Tenganan, Bali. Umumnya, warga Tenganan memiliki kain gringsing berusia ratusan tahun yang dipakai dalam upacara khusus. Di Bali, berbagai upacara, seperti upacara pangkas gigi, pernikahan, dan upacara keagamaan lain, dilakukan dengan berasas pada kekuatan kain gringsing. Sebagian besar motifnya merupakan motif bunga dan fauna. Tenun Grinsing pada umumnya digunakan untuk pakaian di acara-acara dan upacara Tenun Sasak dari Nusa Tenggara BaratSebagian besar suku sasak bekerja sebagai petani, sementara kaum perempuan lebih mahir menenun. YuniarMenenun merupakan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun pada suku Sasak, Nusa Tenggara Barat NTB. Menenun biasanya dilakukan oleh kaum wanita. Tenun Sasak punya keunikan dibandingkan dengan kain tenun lain yaitu dari bahan yang dipakai seluruhnya alami dan tidak dicampurkan bahan kimia. Misalnya, benang yang digunakan berasa dari kapas. Tenun sasak mempunyai ragam hias yang memiliki arti simbolik yang merupakan manifestasi menurut kehidupan dan agama para warga. 7. Tenun Doyo dari Kalimantan Timur Jenis tenun dari Kalimantan Timut ini termasuk tenun ikat yang benangnya dibuat menurut bahan dasar serat daun khas yang terdapat pada wilayah tersebut. Tenun cantik yang kerap memiliki unsur rona merah, cokelat, dan hitam ini hanya dipakai dalam saat-saat tertentu oleh penduduk setempat. Umumnya, tenun doyo dipakai sebagai mas kawin untuk acara pernikahan. Motif tenunn mengambil corak dari bentuk hewan, tumbuhan, sampai cerita mitologi yang berkembang di tengah suku Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati GayaInfografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Oiya, motif ragam hias fauna di daerah tersebut dapat kita jumpai di hasil karya batik, ukiran, sulaman, anyaman, tenun, dan kain bordir. Nah, ragam hias bentuk fauna sering kali dijadikan sebagai sarana untuk memperkenalkan kearifan lokal daerah di Indonesia.
Indonesia punya banyak warisan budaya yang begitu mempesona, baik yang berbentuk benda maupun non-benda. Bahkan pesonanya mampu terdengar sampai mancanegara. Enggak heran kalau warisan budaya kita menjadi daya pikat tersendiri bagi turis mancanegara untuk datang ke tenun merupakan salah satu bentuk warisan budaya WonderfulIndonesia yang mempesona. Apa yang membuat kain tenun begitu mempesona bukan hanya corak dan motifnya, tapi juga filosofi yang tersirat di dalamnya dan juga proses bisa membuat sehelai kain tenun biasanya seorang pengrajin membutuhkan waktu yang cukup lama. Ada yang hitunggan minggu bahkan hitungan bulan. Ini karena kain tenun benar-benar dibuat dengan cara tradisional, yakni dengan cara menyatukan benang secara vertikal dan horizontal atau lebih dikenal dengan menyatukan benang lusi dan kebanyakan dari kamu hanya tahu untuk bisa membeli suvenir berupa kain tenun haruslah ke Toraja, Sulawesi Selatan. Padahal, ada banyak daerah lain di Indonesia yang juga memiliki kain tenunnya sendiri. Sehingga sebenarnya ada banyak kota di Indonesia yang bisa dikunjungi untuk berburu souvenir kain setiap daerah memiliki motif dan corak kain tenunnya sendiri-sendiri. Pastinya setiap motif dan corak dari masing-masing daerah punya nilai dan filosofinya tersendiri, yang membuat setiap kain tenun punya nilai tahu apa saja macam-macam kain tenun di DiIndonesiaAja?1. Tenun lurikTokopediaBanyak yang enggak menyadari kalau sebetulnya Jawa nggak cuma punya batik, tapi juga kain tenun. Kalau melihat dari foto, pasti banyak yang enggak mengira kalau kain dengan corak garis-garis lurus itu adalah kain selain batik, tenun Lurik ini identik dengan masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta. Bahkan sejarah mencatat kalau tenun Lurik ini lebih dulu ada sebelum batik. Dan seperti batik, tenun lurik punya corak serta motif warna yang sarat akan makna. Seperti makna akan filosofi hidup yang dipegang, harapan, hingga sebuah Tenun Cepuk Rangrang GriyatenunBali rupanya juga punya kain tenunnya sendiri. Kain tenun yang diberi nama Cepuk Rangrang itu punya ciri khasnya tersendiri. Di antaranya adalah warna tenunnya yang lebih cerah dibanding kain tenun dari wilayah lain, seperti warna orange, ungu, dan merah. Kemudian motif tenun Cepuk Rangrang ini punya ciri khas berupa ruang kecil masyarakat Bali, motif khas tenun cepuk rangrang ini adalah simbol transparansi. Tenun Cepuk Rangrang ini merupakan tenun alsi buatan warga Nusa Penida, Tenun Buna Insana sedikit dari Bali, kali ini salah satu wilayah di Nusa Tenggara Timur NTT juga memproduksi tenun dengan motifnya tersendiri. Kota itu adalah Kupang dan tenun yang dihasilkan di kota tersebut punya motif yang diberi nama Buna wisatawan, tenun Buna Insana ini mungkin tak lebih dari sebuah souvenir khas Kupang. Tapi bagi warga Kupang, tenun ini sangat bernilai. Tenun buna insana biasa dikenakan untuk pesta adat, upacara kematian, bahkan motifnya dipercaya dapat menangkal roh jahat. Baca Juga 5 Tips Mencuci Kain Tenun Supaya Awet dan Warnanya Tak Memudar 4. Tenun ikat Troso ini dinamai sesuai tempatnya berasal, yakni Desa Troso yang berada di Jepara. Tenun ikat Troso punya motif khas yang sangat kental dengan masa lalu Jepara yang dulu berada di bawah kerajaan Mataram. Ada beberapa motif yang sering muncul di tenun ikat Troso, seperti hewan, tumbuhan, manusia, bentuk geometris, hingga yang di antara sekian banyak motif yang dimiliki tenun ikat Troso, motif Nagasari menjadi motif asli atau identitas dari kain tenun ikat asal Jepara ini. Motif ini dikenal sangat cantik sehingga memiliki daya terik tersendiri bagi para pelancong. Kecantikan motif tenun Troso ini benar-benar mewakili WonderfulIndonesia banget!5. Tenun Ulos yang satu ini mungkin sudah enggak asing lagi dilihat, terutama bagi yang suka berpelesiran. Karena tenun Ulos ini kerap dipakai oleh warga Batak untuk berbagai kegiatan, seperti acara penyambutan dan bagi warga Batak saat ini punya tradisi yang dikenal sebagai mangulosi atau memberikan Ulos. Ulos hanya bisa diberikan oleh orang tertua dalam satu keluarga dengan maksud memberikan restu, atau sebagai bentuk kasih Tenun Sumba Kupang, Nusa Tenggara Timur NTT juga punya Sumba yang dikenal memiliki kain tenun yang cantik. Tenun satu ini diketahui ramah lingkungan karena kainnya terbuat dari kapas. Bahkan untuk pewarnanya saja kain ini tidak menggunakan pewarna tekstil, melainkan pewarna alami yang dibuat dari tenun Sumba diambil dari berbagai bentuk benda yang ada di Suma dan berbagai pemandangan serta aktivitas makhluk hidup di Tenun Toraja tenun satu ini pastinya sudah sering didengar atau dilihat. Tenun Toraja memang sudah dikenal luas bahkan sampai ke mancanegara. Apa yang membuat tenun ini menarik adalah motif dan coraknya yang terlihat sangat sulit tapi begitu cantik. Bahkan karena begitu sulitnya, untuk beberapa motif hanya ada satu dua orang yang bisa warga Toraja, tenun mereka bukan sekadar kain. Melainkan sebagai lambang kasih sayang, terutama bagi keluarga yang sudah tiada. Tenun Toraja biasa digunakan dalam proses kain tenun yang ada di Indonesia ini semakin menegaskan bahwa negara tercinta ini memang memiliki banyak souvenir khas yang menjadi lambang kekayaan begini, pastinya kamu perlu banget untuk mengeksplor Indonesia lebih jauh agar pengetahuanmu soal budaya di negara tercinta ini nggak tumpul. Jadi, enggak ada alasan dulu menjelajah ke luar negeri sebelum selesai menjelajahi Indonesia. Karena DiIndonesiaAja masih menyimpan banyak budaya dan keindahan alam yang belum semua orang tahu. Serta, jangan lupa tetap jaga protokol kesehatan saat bepergian jauh via kereta maupun pesawat.WonderfulIndonesia memang menyimpan sejuta pesona. Hanya DiIndonesiaAja kamu bisa menemukan beragam destinasi menarik, kuliner eksotik, dan pengalaman liburan unik. Untuk informasi wisata Indonesia lainnya, kamu bisa klik Baca Juga 5 Fakta Kain Pinawetengan, Kain Khas Minahasa yang Sudah Punah IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Kaingringsing dari Tenganan, Karangasem, Bali adalah satu-satunya kain di Indonesia yang dibuat dari teknik tenun ikat ganda (dobel ikat).[1] Kain ikat dapat dibedakan dari kain songket berdasarkan jenis benang. Songket umumnya memakai benang emas atau perak. Motif kain songket hanya terlihat pada salah satu sisi kain, sedangkan motif kain
Satu lagi kain indah yang menjadi kebanggan Indonesia, yakni kain tenun. Ya, selain batik, kain tenun juga disebut-sebut sebagai kain tradisional nusantara yang bernilai tinggi dan sarat akan makna filosofis. Nah, ada beberapa daerah DiIndonesiaAja yang dikenal mampu menghasilkan kain tenun dengan kualitas terbaik, antara lain Sumatera Utara, Palembang, NTT, dan beberapa daerah lainnya. Sobat Pesona pasti sudah sering membeli dan melihat kain tenun, kan? Kalau menenun kain dengan tangan sendiri, sudah pernah belum? Kalau kamu tertarik mencobanya, datang ke lima desa penghasil tenun terbaik berikut ini, yuk! Selain bisa melihat proses pembuatannya, kamu juga bisa belajar menenun langsung dari para pengrajinnya, lho! 1 Desa Tenganan, Bali Inilah desa tradisional yang menjadi destinasi favorit para wisatawan domestik maupun mancanegara. Bukan tanpa alasan, desa ini sangat populer karena memiliki keunikan dan budaya yang luar biasa. Bagaimana tidak, bangunan penduduk di seluruh desa ini masih menggunakan gaya tradisional, lho! Tak ketinggalan, pesona lain yang ditawarkan desa ini adalah kain tenunnya. Kain tenun yang sangat terkenal dari Desa Tenganan ini biasa disebut kain gringsing. Keistimewaan dari kain gringsing buatan Desa Tenganan adalah penggunaan teknik dobel ikat dalam proses pembuatannya. Teknik pembuatan kain tersebut hanya dilakukan oleh masyarakat Desa Tenganan, lho! Proses pewarnaan kain ini sangat rumit dan dapat memakan waktu lebih dari 1 tahun dengan melalui 3 kali proses pewarnaan alami. Warna kain gringsing ini terdiri dari 3 warna saja, yakni kuning, merah, dan hitam. Nah, kalau kamu ingin belajar menenun, mulai dari proses pemintalan benang, pembuatan warna dari tumbuhan, dan pembuatan motif kain gringsing, maka kamu wajib berkunjung ke Desa Tenganan ya, Sobat Pesona. Lokasi desa wisata ini terletak sekitar 70 kilometer dari Bandara Ngurah Rai. Jika berkendara dengan mobil, Sobat Pesona butuh waktu kurang lebih 1 jam 45 menit perjalanan. Namun, jika Sobat Pesona mengawali perjalanan dari Ubud, jaraknya akan lebih dekat lho, yakni sekitar 55 kilometer. 2 Desa Sukarara, Lombok, Nusa Tenggara Barat Berlibur DiIndonesiaAja memang bukan melulu soal wisata alam lho, Sobat Pesona juga bisa datang ke desa wisata dan belajar sesuatu di sana. Contohnya, ketika Sobat Pesona berlibur ke Lombok. Selain menikmati pantainya yang indah, sempatkan juga untuk mampir ke Desa Sukarara yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah! Desa wisata ini lokasinya cukup dekat dengan destinasi populer lainnya, seperti Pantai Kuta, Tanjung Aan, Desa Sade, dan Desa Banyumulek. Saat masuk ke desa ini, Sobat Pesona akan langsung disambut oleh kesibukan warga setempat yang sedang menenun yang sebagian besar dikerjakan oleh kaum wanita. Selama di sini, Sobat Pesona dapat menyaksikan secara langsung, bahkan ikut serta membuat kain tenun khas Lombok yang sudah mendunia. Jika sudah puas mengamati dan belajar cara menenun, jangan lupa untuk membeli kain tenun indah dari mereka, ya! 3 Desa Sade, Lombok, Nusa Tenggara Barat Semua orang pasti setuju, bahwa kain tenun adalah barang yang wajib dibeli ketika berlibur ke Lombok kan? Pasalnya, kain tenun dari Lombok memang dikenal sangat unik dan cantik, sehingga banyak orang yang menjadikan kain ini sebagai buah tangan. Jika Sobat Pesona tengah kebingungan di mana mendapatkan kain tenun terbaik di Lombok, mampirlah ke Desa Sade. Desa Sade di Rembitan, merupakan desa tradisional tempat tinggal dari Suku Sasak yang terkenal sebagai penghasil kerajinan tangan dan kain tenun terbaik. Desa ini memproduksi dua jenis kain tenun, yakni kain tenun ikat yang dikerjakan oleh kaum laki-laki, dan tenun songket yang dikerjakan oleh kaum wanita. Nah, selama di sini, kamu bisa belajar menenun dari mereka atau bisa juga berfoto menggunakan baju adat dengan latar rumah-rumah tradisional milik warga. Ada juga koperasi khusus di daerah Sukapura jika kamu tertarik untuk membeli kain tenunnya ya, Sobat Pesona! 4 Desa Watublapi, Nusa Tenggara Timur Ada lagi kampung tradisional di Nusa Tenggara Timur yang dikenal sebagai penghasil kain tenun terbaik di Indonesia, namanya adalah Desa Watublapi. Terletak di Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka, kain tenun yang dihasilkan oleh para perempuan di kampung ini masih dibuat secara manual dengan menggunakan peralatan tradisional. Pewarnaannya juga masih sangat alami, berasal dari tumbuhan yang ditemukan di sekitar, misalnya untuk warna biru menggunakan pohon nila, warna kuning menggunakan akar kunyit, dan masih banyak lagi. Jika Sobat Pesona berkesempatan untuk menginjakkan kaki di sini, maka sejauh mata memandang, Sobat Pesona akan dimanjakan dengan pemandangan deretan kain tenun warna-warni nan cantik yang dijemur di pekarangan rumah warga setempat. Satu lagi fakta menarik mengenai desa ini yang harus Sobat Pesona ketahui, warga di desa ini memiliki kebiasaan untuk membagi tugas. Kaum perempuan biasanya bertugas untuk menenun, sedangkan kaum laki-laki di desa ini bertugas untuk mengurus tanaman yang dibutuhkan untuk membuat tenun di kebun, termasuk memanen kapas untuk dijadikan benang. Menarik banget, ya! Lebih asyik lagi, kalau kamu ikut serta dalam proses pembuatan kain tenun di sini ya, Sobat Pesona! 5 Desa Adat Prailiu, Sumba, Nusa Tenggara Timur Kain tenun buatan Sumba memang sudah dikenal di seluruh penjuru dunia. Nah, salah satu penghasil kain indah ini adalah Desa Adat Prailiu yang terletak di Waingapu, Sumba Timur. Di sini, kamu bisa belajar proses menenun dan pewarnaan benang dengan bahan-bahan alami yang kebanyakan menggunakan benang merah, hitam, kuning, dan biru. Selain bisa melibatkan diri dalam proses menenun, wisatawan juga dapat menyelami kekayaan budaya lainnya di Prailiu. Salah satunya adalah rumah adat beratap tinggi yang terbuat dari jerami yang disebut Uma Hori atau Uma Mbatang. Tak hanya itu, Sobat Pesona juga bisa berkesempatan untuk melihat sebuah kuburan purbakala megah yang biasa disebut Reti oleh penduduk setempat, lho! Terbukti kan Sobat Pesona, ada banyak sekali destinasi DiIndonesiaAja yang layak untuk dikunjungi dan dieksplorasi. Beberapa di antaranya adalah desa-desa tradisional yang mampu menghasilkan kain tenun kebanggaan Indonesia. Yakin, Sobat Pesona tak tergoda untuk berlibur ke desa-desa tersebut? Jangan lupa ya, untuk memasukkan desa-desa tradisional di atas ke dalam daftar kunjunganmu saat liburan pasca pandemi nanti!
Hargarelatif murah dengan motif biasanya polos, garis, bunga-bunga, bahkan abstrak. Kain tenun merupakan kain yang dihasilkan dari alat tenun tradisional. Beberapa daerah seperti Lombok, Sumatra, dan lain-lain merupakan sentra kain tenun khas di Indonesia. Kain-kain tenun tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing. Selain itu, proses
Indonesia adalah negara yang menyimpan jutaan pesona. Apapun yang Sobat Pesona inginkan untuk mendapatkan liburan yang mengesankan, semuanya ada DiIndonesiaAja, mulai dari destinasi wisata yang memesona, kuliner yang menggoyang lidah, hingga atraksi budayanya yang mengagumkan. Nah, berbicara mengenai budaya Indonesia yang kaya, kain tradisional yang merupakan warisan budaya Indonesia, wajib Sobat Pesona kenali lebih dalam. Selama ini Sobat Pesona mungkin sudah mengenal beberapa jenis kain asli Indonesia, misalnya saja kain batik atau kain tenun. Ternyata, selain kedua kain tradisional tersebut, masih banyak lho jenis kain tradisional lainnya yang juga sangat indah. Tak hanya estetik, kain-kain tersebut juga ternyata sarat makna lho, Sobat Pesona! Penasaran apa saja? Ini dia ulasan lengkapnya! 1 Songket Minangkabau Bagi Suku Minang, Songket menjadi bagian yang tak terpisahkan. Pasalnya, kain tradisional ini masih dikenakan untuk berbagai upacara adat, baik upacara adat tingkat tinggi seperti upacara Batagak Pangulu Pengangkatan Pemimpin Adat, maupun ragam prosesi dalam upacara pernikahan. Sejarah Songket Minangkabau sendiri berasal dari Kerajaan Sriwijaya yang kemudian dikembangkan melalui Kerajaan Melayu, hingga akhirnya masuk ke ranah Minang. Konon, Songket tercipta sebagai alat ekspresi karena jaman dahulu, orang-orang Minang tidak bisa menulis, sehingga mereka mengekspresikan perasaanya ke dalam sehelai songket. Itulah mengapa, setiap motif Songket Minangkabau punya makna yang berbeda-beda. Motif-motif Songket Minangkabau hadir dalam wujud simbol-simbol alam, terutama tumbuhan, sebut saja beberapa motif Songket Minangkabau antara lain Bungo Malur, Kudo-Kudo, Kain Balapak Gadang, Pucuak Ranggo Patai, Pucuak Jawa, Pucuak Kelapa, dan masih banyak lagi. Nah, dua motif yang paling terkenal Songket Minangkabau adalah motif Kaluak Paku dan Pucuak Rabuang. Kedua motif ini punya makna yang mendalam lho, Sobat Pesona! Kaluak Paku lekuk pucuk pakis muda memiliki makna introspeksi diri di mana sebelum menilai orang lain, nilailah diri sendiri. Sedangkan, motif Pucuak Rabuang melambangkan kehidupan yang bermanfaat. Diambil dari filosofi rabuang bambu muda yang hingga tuanya mencerminkan proses kehidupan yang bermanfaat, motif ini punya nilai yang mendalam bahwa manusia pun, sepanjang kehidupannya harus bermanfaat. Mendalam sekali ya, Sobat Pesona! 2 Songket Palembang Selain Minangkabau, songket juga menjadi kebanggaan di Palembang. Pada tahun 2013 silam, Songket Palembang diresmikan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Sebagai kain tradisional yang diwariskan secara turun temurun, kain Songket Palembang tak hanya memiliki nilai keindahan dan seni yang tinggi, tetapi juga sarat akan makna filosofis, yakni melambangkan kemakmuran, kejayaan, serta keberanian. Kata 'songket' sebenarnya berasal dari kata sungkit yang artinya mengait. Nama tersebut diberikan karena dianggap cukup mewakili proses pembuatan kainnya, yakni dengan cara mengaitkan kain tenun, lalu menyelipkan benang emas, kemudian ditenun kembali hingga sempurna. Perlu diketahui juga bahwa kain Songket Palembang terdiri dari beberapa jenis, di antaranya Songket Lepus, Songket Tabur, Songket Bunga, Songket Limar, Songket Tretes, dan Songket Rempak. 3 Lurik Yogyakarta Jika Sobat Pesona sedang menghabiskan waktu DiIndonesiaAja, jangan ragu untuk berkunjung ke Jogjakarta dan membeli kain Lurik. Kain yang ditenun dengan motif garis-garis searah ini sangatlah indah dan cocok untuk dibuat menjadi berbagai macam pakaian. Kain tradisional dari Jogja ini biasanya dibuat dari serat kapas, serat kayu, serat sutera, atau serat sintetis. Untuk kain tenun tradisional, biasanya pembuatannya menggunakan alat tenun bukan mesin ATBM yang digerakkan oleh manusia di mana pengrajin akan memintal serat dengan tangan. Meski sudah banyak digunakan untuk acara modern, hingga saat ini kain Lurik juga biasa digunakan untuk upacara adat, misalnya saja saat acara mitoni dan labuhan. 4 Sasirangan Banjar Suku Banjar di Kalimantan Selatan juga memiliki kain adat sendiri yang disebut dengan kain Sasirangan. Menurut catatan sejarah, kain ini sudah ada sejak abad ke-12 lho, Sobat Pesona. Menurut cerita dari penduduk setempat, kain ini merupakan karya dari Patih Lambung Mangkurat setelah ia bertapa di atas rakit Balarut Banyu selama 40 hari 40 malam. Banyak masyarakat yang percaya bahwa kain ini memiliki kekuatan magis yang dapat digunakan untuk mengobati orang sakit dan mengusir roh jahat. Sama seperti kain tradisional Indonesia lainnya, kain Sasirangan juga memiliki teknik serta motif yang khas. Motif kain ini dibuat dengan teknik jelujur atau garis vertikal yang memanjang dari atas ke bawah. Ada tiga jenis motif utama yang dikenal masyarakat dalam membuat kain Sasirangan antara lain motif lajur, motif ceplok, dan motif variasi. Masing-masing motif juga memiliki makna yang berbeda mulai dari kekuasaan, kejujuran, keindahan, keakraban, dan masih banyak lagi. 5 Tenun Lombok Berbicara tentang kain tradisional Indonesia, rasanya tak lengkap jika belum menyebutkan kain Tenun Lombok yang sangat populer. Kain ini banyak dicari dan dikagumi oleh para kolektor dan wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Kain yang proses pembuatannya bisa sampai puluhan hari ini memang sangat istimewa dan memiliki nilai estetik yang sungguh memikat. Keindahan itu dihasilkan dari keuletan para perempuan yang menenun dengan cara yang masih tradisional, serta penggunaan kapas dan pewarna yang juga masih alami. Jika Sobat Pesona ingin berbelanja kain tenun atau belajar menenun secara langsung, jangan lupa untuk datang ke 5 Desa Tenun DiIndonesiaAja. 6 Endek Bali Sobat Pesona pasti tau dong dengan kain tradisional yang sudah mendunia ini? Ya, namanya adalah kain Endek. Kain tenun yang berasal dari Bali ini sempat ramai diperbincangkan sebab kain indah ini masuk koleksi Spring/Summer 2021 rumah mode ternama dunia, Dior. Sejarahnya, kain ini mulai berkembang sejak tahun 1985 pada pemerintahan Raja Dalem Waturenggong di Gelgel Klungkung, Bali. Nama Endek berasal dari “endek” atau “ngendek” yang berarti diam atau tetap dan tidak berubah warnanya. Jadi, ketika proses pembuatannya, benang yang diikat dan dicelupkan pada pewarna, benang tersebut warnanya tidak berubah. Sama dengan wastra nusantara lainnya, kain tenun Endek ini juga punya motif yang beragam. Setiap motifnya punya makna dan penggunaannya masing-masing. Motif patra dan encak saji misalnya, kedua motif tersebut bersifat sakral dan hanya digunakan pada saat upacara keagamaan. Sedangkan, motif kain Endek lainnya, seperti flora, fauna, tokoh pewayangan, dan motif geometris biasa dikenakan untuk kegiatan sosial atau menjalani kehidupan sehari-hari. Bangga sekali menjadi bagian dari Indonesia yang kaya akan budayanya yang indah dan penuh makna, kan? Selain mengetahui keragaman kain tradisional Indonesia, Sobat Pesona juga harus aktif melestarikan kerajinan, kebudayaan, serta alam yang ada DiIndonesiaAja, ya! Mau tahu lebih banyak tentang UMKM lokal yang keren dan menarik buat dicoba? Kunjungi link ini, Sobat Pesona!
Motifukiran di Indonesia sangat beragam, biasanya motif ukuran antara daerah yang satu dengan daerah yang lain berbeda dan memiliki ciri khas masing-masing. Jepara memang terkenal sebagai daerah yang mengolah berbagai jenis kayu, dari kayu jati hingga kayu mahoni. Hasil seni ukir jepara sudah terkenal pada aneka furniture atau peralatan
Jenis kain wastra Indonesia tidak hanya batik saja, namun juga yang terkenal adalah tenun. Tenun secara proses pembuatannya dikatakan sederhana, karena prosesnya hanya menggabungkan benang-benang secara memanjang. Benang tersebut disilangkan secara bergantian. Beberapa bahan kain tenun meliputi serat kayu, kapas, maupun sutra. Di Indonesia sendiri, seni menenun sangat berkaitan dengan kebudayaan, pemahaman, kepercayaan, dan ilmu pengetahuan tentang lingkungan alam, dan kultur sosial dalam masyarakat. Tenun juga memiliki motif, warna, dan ciri khas tertentu yang mewakili daerah asal dari tenun tersebut. Daerah-daerah penghasil tenun membentang dari sabang hingga merauke diantaranya adalah Tenun Batak, Tenun Palembang, Tenun Garut, Tenun Jepara, Tenun Jogja Lurik, Tenun Bali, Tenun Sumba, Tenun Sengkang Makassar, Tenun Toraja, dan lain-lain. Beberapa perbedaan mendasar antara batik dan tenun meliputi beberapa faktor. Yang pertama adalah cara pembuatan. Batik dibuat dengan cara yang relatif sulit karena melalui 12 tahap pembuatan, sedangkan kain tenun dibuat relative lebih mudah, karena hanya menggabungkan beberapa benang yang dipadukan dengan alat tenun yang sering disebut Alat Tenun Bukan mesin ATBM. Faktor kedua terletak pada motifnya. Motif tenun tetap saja bervariasi, tetapi jika dibandingkan dengan motif batik di seluruh Indonesia, motif kain tenun tergolong lebih sedikit. Lalu motif-motif tenun jarang sekali yang diaplikasikan pada batik dan juga sebaliknya motif batik jarang diaplikasikan pada sebuah kain tenun. Faktor ketiga adalah pewarnaan. Warna untuk kain tenun relative lebih banyak, karena pencampuran warnanya bisa 10-15 warna sekaligus, dimana batik hanya bisa 2-3 warna saja. Untuk faktor terakhir adalah, lama pembuatannya. Kain batik cap memakan waktu 1-2 minggu per helai kainnya, dimana batik tulis memakan waktu 1 hingga 6 bulanan tergantung tingkat detailnya. Sedangkan kain tenun biasanya mirip dengan lamanya proses batik tulis yang memakan waktu bulanan, karena diperlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Sehingga, hal itu juga mempengaruhi harga sehelai kain tenun yang tergolong mirip dengan harga batik tulis yang berkisar antara ratusan hingga jutaan rupiah per helainya.
LEJY. wsd2edtcsd.pages.dev/112wsd2edtcsd.pages.dev/460wsd2edtcsd.pages.dev/121wsd2edtcsd.pages.dev/300wsd2edtcsd.pages.dev/203wsd2edtcsd.pages.dev/50wsd2edtcsd.pages.dev/156wsd2edtcsd.pages.dev/222
sebutkan motif motif kain tenun dari beberapa daerah di indonesia